Atmo Karpo  

Sunday 14 September 2008

dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-puck para
mengepit kuat-kuat lutut penunggang perampok yang diburu
surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang....
dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya di pucuk-puck para
mengepit kuat-kuat lutut penunggang perampok yang diburu
surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang.

segenap warga desa mengepung hutan itu
dalam satu pusaran pulang balik atmo karpo
mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malam
berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri.

satu demi satu yang maju tersadap darahnya
penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka

-nyawamu barang pasar hai orang-orang bebal
tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang papa

majulah joko pandan! dimana ia?
majulah ia kerna padanya seorang kukandung dosa

anak panah empat arah dan musuh tiga silang
atmo karpo masih tegak, luka tujuh liang.

--joko pandan! dimana ia!
hanya padanya seorang kukandung dosa.

bedah perutnya tapi masih setan ia
menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala.

-joko pandan! dimana ia!
hanya padanya seorang kukandung dosa.

berberita ringkik kuda muncullah joko pandan
segala menyibak bagi derapnya kuda hitam
ridla dada bagi derunya dendam yang tiba.

pada langkah pertama keduanya sama baja
pada langkah ketiga rubuhlah atmo karpo
panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka

malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
pesta bulan, sorak sorai, anggur darah.

joko pandan menegak, menjilat darah dipedang
ia telah membunuh bapaknya

by: W.S Rendra

AddThis Social Bookmark Button


0 comments: to “ Atmo Karpo